Ini Laporan Menkeu Soal Kondisi Terkini Keuangan Negara
Foto: Menkeu Bambang Brodjonegoro
Sentul - Kondisi keuangan negara saat ini tengah menjadi sorotan, karena kekhawatiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal rendahnya penerimaan pajak. Sementara kebutuhan dana untuk proyek di akhir tahun cukup besar.
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan, hingga 5 November 2015, penyerapan anggaran belanja dalam APBN Perubahan (APBN-P) 2015 sudah mencapai 71% dari pagu yang sebesar Rp 1.984,1 triliun. Sementara penerimaan negara mencapai 63% dari targetnya Rp 1.761,6 triliun.
"Yang besar belanja pegawai dan Bansos (Bantuan Sosial), tinggi realisasinya. Belanja pegawai hampir 80 persen, Bansos juga sama. Belanja modal di 39 persen, belanja barang di atas itu. Belanja terakhir 92-94 persen, ini total, termasuk subsidi, transfer daerah dan lain-lain," jelas Bambang dalam media briefing, di Hotel Harris, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (7/11/2015).
Dia mengatakan, realisasi belanja modal sampai akhir tahun maksimal 80%, sedangkan belanja Kementerian/Lembaga adalah 88-90%. Soal defisit anggaran yang mengkhawatirkan, Bambang cukup tenang. Dia mengatakan, defisit akan dijaga di kisaran 2,5% dari PDB.
Menyinggung soal penerimaan pajak, Bambang menyatakan, akan ada kekurangan dari target Rp 1.295 triliun, namun dia usahakan kekurangannya tidak besar, sehingga defisit bisa dijaga. Pemerintah pusat menjaga defisit anggarannya tidak lebih dari 2,7%, karena sisanya 0,3% untuk pemerintah daerah.
"Daerah sering surplus, uang di bank makin lama makin banyak," ujar Bambang.
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan, hingga 5 November 2015, penyerapan anggaran belanja dalam APBN Perubahan (APBN-P) 2015 sudah mencapai 71% dari pagu yang sebesar Rp 1.984,1 triliun. Sementara penerimaan negara mencapai 63% dari targetnya Rp 1.761,6 triliun.
"Yang besar belanja pegawai dan Bansos (Bantuan Sosial), tinggi realisasinya. Belanja pegawai hampir 80 persen, Bansos juga sama. Belanja modal di 39 persen, belanja barang di atas itu. Belanja terakhir 92-94 persen, ini total, termasuk subsidi, transfer daerah dan lain-lain," jelas Bambang dalam media briefing, di Hotel Harris, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (7/11/2015).
Dia mengatakan, realisasi belanja modal sampai akhir tahun maksimal 80%, sedangkan belanja Kementerian/Lembaga adalah 88-90%. Soal defisit anggaran yang mengkhawatirkan, Bambang cukup tenang. Dia mengatakan, defisit akan dijaga di kisaran 2,5% dari PDB.
Menyinggung soal penerimaan pajak, Bambang menyatakan, akan ada kekurangan dari target Rp 1.295 triliun, namun dia usahakan kekurangannya tidak besar, sehingga defisit bisa dijaga. Pemerintah pusat menjaga defisit anggarannya tidak lebih dari 2,7%, karena sisanya 0,3% untuk pemerintah daerah.
"Daerah sering surplus, uang di bank makin lama makin banyak," ujar Bambang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar